Selasa, 28 September 2010

Optimalkan Jaringan Pesantren untuk Gerakan Anti-Korupsi

Surabaya, PPQ Al-Amin Purwokerto. Sejumlah alim ulama se-Surabaya mengadakan halaqoh membangun gerakan pesantren anti korupsi, Ahad (30/8). Kegiatan dipungkasi dengan deklarasi sebagai komitmen mereka mengawal perbaikan di negeri ini lewat pencegahan dan pemberantasan korupsi.

Dalam pandangan Wuryono Prakoso, Indonesia memiliki kekayaan alam dan sumber daya manusia yang sangat luar biasa. Bahkan dalam pandangan devisi pendidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini, banyak hal yang membuat Indonesia sebenarnya bisa lebih unggul dari negara manapun di dunia.

Optimalkan Jaringan Pesantren untuk Gerakan Anti-Korupsi (Sumber Gambar : Nu Online)
Optimalkan Jaringan Pesantren untuk Gerakan Anti-Korupsi (Sumber Gambar : Nu Online)


Optimalkan Jaringan Pesantren untuk Gerakan Anti-Korupsi

"Tapi mengapa kita tertinggal? Tidak lain karena korupsi telah menggerogoti negeri ini," katanya.

Namun demikian, ada potensi besar yang dapat dioptimalkan untuk meminimalisir atau bahkan meniadakan sama sekali korupsi di negeri ini yakni dengan tersebarnya ribuan pesantren. "Ada sekitar 27 ribu pesantren di Indonesia," katanya. Kalau setiap pesantren memiliki 300 santri saja, maka akan tersedia 8 juta lebih elemen yang bisa digerakkan untuk tujuan pemberantasan korupsi tersebut.

PPQ Al-Amin Purwokerto

PPQ Al-Amin Purwokerto

Pandangan lain disampaikan Laode M Syarif dari Partnership. Tahun 1961, Mohammad Hatta telah mengingatkan korupsi jangan sampai dibiarkan menjadi budaya di Indonesia. Karena itu sejumlah ikhtiar harus dilakukan agar kejahatan ini tidak merusak pembangunan dan capaian yang harus diraih bangsa.

"Kita masih memiliki harapan karena dalam pandangan masyarakat, ada beberapa elemen yang dipercaya masih bersih dari tidakan korupsi," kata salah seorang kandidat komisioner KPK ini. Secara rinci, ia menyebutkan masjid, gereja, pura, kantor pos, media dan lembaga swadaya masyarakat sebagai pihak yang bersih.

Kondisi ini sangat berbalik dengan keberadaan kepolisian, kejaksaan, pengadilan, kantor imigrasi, kantor pajak, dan partai politik yang sudah dianggap sebagai sarang tindakan korupsi.

Baginya, keberadaan pesantren masih dipercaya masyarakat untuk bisa melakukan perbaikan di negeri ini dari tindakan korupsi. "Karena itu, pesantren harus berani mempertanyakan sejumlah bantuan yang akan diterima dari berbagai kalangan," terangnya.

Narasumber lain yakni Kiai Maruf Khozin mengemukakan hasil keputusan pertemuan sejumlah kiai dan ulama di Yogyakarta serta Muktamar Ke-33 NU yang memberikan perhatian kepada tindakan korupsi. "Bahkan NU telah menyepakati, dalam kondisi negeri yang sedang genting, maka para koruptor dan pelaku pencucian uang layak mendapat hukuman mati," kata aktivis bahtsul masail ini.

Di akhir acara, dilakukan penandatanganan kesepakatan bersama gerakan pesantren anti-korupsi. Tampak bergabung Ahmad Suaedy dari Gusdurian, sejumlah pengasuh pesantren serta alim ulama dari Sidoarjo dan Surabaya. (Syaifullah/Fathoni)

Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/61920/optimalkan-jaringan-pesantren-untuk-gerakan-anti-korupsi

PPQ Al-Amin Purwokerto

Menyajikan informasi secara lugas dan berimbang, disertai data-data yang akurat dan terpercaya.


EmoticonEmoticon

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs PPQ Al-Amin Purwokerto sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik PPQ Al-Amin Purwokerto. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan PPQ Al-Amin Purwokerto dengan nyaman.


Nonaktifkan Adblock