Kamis, 13 Januari 2011

PBNU Dukung Petani Nahdliyin Urutsewu Pertahankan Tanah

Kebumen, PPQ Al-Amin Purwokerto. Pada acara silaturrahim petani Urutsewu (16/01/2014), Kebumen dalam rangka memperingati maulud Nabi Muhammad SAW, terlontar pertanyaan menggelitik kepada K.H. Imam Aziz selaku salah seorang Ketua Pengurus Besar (PB) NU yang mengisi acara tersebut.

Salah satu pertanyaan yang muncul terkait posisi PBNU menyikapi rencana penambangan pasir besi oleh perusahaan PT Mitra Niagatama Cemerlang (MNC), serta pemagaran lahan petani yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) di sepanjang pesisir Urutsewu.

PBNU Dukung Petani Nahdliyin Urutsewu Pertahankan Tanah (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Dukung Petani Nahdliyin Urutsewu Pertahankan Tanah (Sumber Gambar : Nu Online)


PBNU Dukung Petani Nahdliyin Urutsewu Pertahankan Tanah

Pertanyaan ini adalah salah satu gambaran yang menuntut peran lebih aktif NU dalam mengurusi berbagai persoalan Nahdliyin, yang dalam koteks Urutsewu adalah petani. Urutsewu hanyalah salah satu area konflik di bidang sumber daya alam seperti bahan tambang dan tanah, dimana warga Nahdliyin menjadi korban dari ekspansi kapitalisme ekstraktif perusahaan tambang.

PPQ Al-Amin Purwokerto

Di Urutsewu, Nahdliyin berhadap-hadapan dengan korporasi dan TNI AD yang mengkalim kepemilikan atanh petani dan pernah memberikan kuasa pertambangan terhadap PT MNC.

KH Imam Aziz menjelaskan peran-peran yang diambil PBNU dalam menyelesaikan konflik petani dengan korporasi dan militer seperti yang ada di Urutsewu. Secara lugas Imam Aziz menjelaskan bahwa PBNU mendukung sepenuhnya perjuangan petani Urutsewu dalam mempertahankan kepemilikan tanah-tanah pertanian mereka.

PPQ Al-Amin Purwokerto

Dia juga mengimbau kepada segenap Pengurus Cabang (PC) NU Kebumen dan semua organisasi yang memiliki ikatan struktural dan kultural dengan NU di Kabupaten Kebumen agar lebih mengurusi permasalahan petani di pesisir Urutsewu. Terlebih-lebih, demikian Imam Aziz, konflik tanah di Urutsewu adalah konflik yang sangat panjang yang sudah terjadi sejak zaman kolonial Belanda.

Dalam kesempatan itu, Imam Aziz juga memamaparkan bahwa pada dasarnya kemiskinan yang dialami oleh petani tidak semata-mata takdir. Semuanya itu akibat kebijakan negara yang selama ini abai dengan kewajiban asasinya seperti yang terkandung dalam UUD 1945, yaitu menyejahtarakan dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Struktur ekonomi yang ada di sekeliling petani, seperti penentuan harga beli pupuk dan harga penjulan padi hasil panen, menurut Imam Aziz juga membuat petani menjadi miskin. Dengan demikian, yang ada itu bukan kemiskinan petani, tapi pemiskinan petani, tandas Imam Aziz.

Acara peringatan maulud nabi besar Muhammad SAW dilanjutkan dengan diskusi publik di gedung PCNU Kebumen dengan tema Merintis Fiqih Sumber Daya Alam/SDA Menuju Kedaulatan Tata Kelola SDA di Republik Indonesia.Ada tiga pengisi dalam diskusi ini, Imam Azis (PBNU), Bosman Batubara (Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam), dan Ubaidillah (Lakpesdam Kebumen).

Imam Azizn menyampaikan bahwa sudah saatnya NU menggelorakan kembali semangat kembali kekhittoh kebangsaan, yaitu UUD 1945. Karena menurut Imam Aziz, negara ini sudah terlalu jauh menyimpang dari tujuan awalnya, tersandera rezim neoliberal.

Imam Aziz menyebutkan beberapa keputusan Mubes NU di Cirebon pada 2012 yang menginginkan pengelolaan negara yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, dimana semua kekayaan negara harus digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, bukan untuk sekelompok orang yang tergabung dalam korporasi raksasa.

Sementara, menurut Bosman Batubara, yang adalah alumnus Jurusan Teknik Geologi UGM dan Interuniversity Programme in Water Resources Engineering KU Leuven dan VU Brussel ini, setidaknya ada lima modus penjarahan SDA Indonesia saat ini yang dalam praktiknya meminggirkan para petani, tak terkecuali petani Nahdliyin. Pertama, dengan dilegitimasi melalui hukum-hukum yang pro neoliberalisme. Kedua, melalui jejaring kekuasaan dari level pusat hingga daerah. Ketiga, adanya kader partai politik yang memiliki investasi langsung di sektor industri ekstraktif. Keempat, bisnis pengamanan investasi di sektor tambang yang seringkal melibatkan militer dan ormas di bawah partai politik. Dan kelima, dengan menjadikan izin usaha pertambangan sebagai sumber uang yang akan dipakai sebagai dana politik.

Dan dalam kesempatan ini, Ubaidillah menyampaikan pentingnya kaum muda NU untuk mulai mengembangkan kajian fiqih SDA. Ubaidillah menyampaikan beberapa keputusan lembagabathsul masail (LBM) yang menurutnya sangat bagus. Misalnya, demikian Ubaidillah yang alumnus CRCS UGM ini, fatwa haram Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dari LBM Jepara dan LBM Jawa Timur untuk proyek PLTN di Jepara dan Sumenep. Anak-anak muda NU harus mendorong perbincangan-perbincangan seperti ini di daerah masing-masing, karena ini adalah permasalahan konkrit yang sekarang banyak dihadapai oleh akar rumput Nahdliyin, pungkas Ubaidillah. (Purwanto/Abdullah Alawi)

Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/49760/pbnu-dukung-petani-nahdliyin-urutsewu-pertahankan-tanah

PPQ Al-Amin Purwokerto

Menyajikan informasi secara lugas dan berimbang, disertai data-data yang akurat dan terpercaya.


EmoticonEmoticon

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs PPQ Al-Amin Purwokerto sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik PPQ Al-Amin Purwokerto. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan PPQ Al-Amin Purwokerto dengan nyaman.


Nonaktifkan Adblock