Bogor, PPQ Al-Amin Purwokerto. Arus globalisasi kian menggerus peradaban, budaya dan tradisi lokal di Indonesia, termasuk di bumi Bogor. Untuk membendung arus tersebut Pengurus Cabang Nahdlatu Ulama Kabupaten Bogor bekerjasama dengan Ditjen Kesbangpol Kemendagri mengadakan seminar dengan tema: "Memperkokoh Masyarakat Madani Berbasis Kearifan Lokal".
Hadir sebagai pembicara dalam acara tersebut KH Zakky Mubarrok, ketua PP Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama, KH Romdon, ketua PCNU Kab. Bogor, Eka Nurlaila, Kerbangpol Kemedagri, Rahmat, ketua kesenian Hibar Karuhun. Peserta yang hadir mewakili dari pengurus Majelis Wakil Cabang NU se-Kabupaten Bogor, Mahasiswa dan masyarakat umum.
NU Bogor Perkokoh Masyarakat Madani Berbasis Kearifan Lokal (Sumber Gambar : Nu Online) |
NU Bogor Perkokoh Masyarakat Madani Berbasis Kearifan Lokal
Dalam pidatonya, KH Romdon, menyampaikan bahwa suatu bangsa tidak akan maju jika tidak tahu asal-usul sejarah dan budayanya. Lunturnya budaya di Bogor ini salah satunya karena publikasi budaya asing lebih menonjol jika dibandingkan dengan budayanya sendiri. Hal ini akan sangat berbahaya jika dibiarkan.Lebih lanjut ia mengatakan "NU sebagai garda penguat bangsa sekaligus pejuang ajaran dan nilai-nilai Islam harus menjaga warisan leluhur yang sudah membumi di masyarakat. Pengurus NU harus arif dengan budaya setempat dan tahu bagaimana caranya memadukan nilai keislaman kedalamnya. Selain itu, ia menegaskan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati dan mau menjaga budaya serta tradisinya."
PPQ Al-Amin Purwokerto
PPQ Al-Amin Purwokerto
Sementara itu, Eka Nurlela, mengucapkan terimakasih atas keikutsertaan PCNU dalam menjaga warisan budaya leluhur. Kesbangpol sangat membutuhkan peran aktif ormas dan masyarakat dalam menjaga kearifan local Budaya yang ada adalah kekayaan bangsa yang harus dilestarikan, imbuhnya.KH Zakky Mubarrok menyampaikan, Islam sangat akomodatif terhadap budaya lokal. Dalil al-Quran dan Hadist sangat banyak sekali mengajarkan hal itu, dan telah saya bukukan. Jadi apa yang diamalkan oleh warga NU tidak perlu kawatir jika dituduh bidah. Karena semua amalan yang kita kerjakan selama ini sesuai dengan dalil al-Quran dan Hadist. Selain itu, ia menambahkan; ambillah hikmah dari manapun datangnya,
Sementara itu, Dr Rahmat menyampaikan panjang lebar sejarah dan peradaban Bogor yang menghipnotis peserta yang hadir. Dari mulai filosofi aksara Sunda (ha na ca ra ka), bentuk-bentuk alat musik, dan gerakan-gerakan seni pencak silat. Filosofi tersebut diterjemahkan dalam berbagai bidang, di antaranya politik, sosial, ekonomi dan kerukunan.
Secara politik orang Sunda tidak pernah menyerang lawan, tapi lebih bertahan saat diserang. Dalam sejarah membuktikan kerajaan Sunda tidak pernah kalah dari serangan musuh. Hanya saja kelemahannya mudah disogok. Selain itu, etos kerja orang Sunda sangat tinggi kelemahannya tidak punya obsesi sebagai mana orang Jawa. Kelemahannya lagi adalah orang Sunda lebih mengutamakan harga diri dibandingkan orang Jawa yang bisa realistis menghadapi hidup.
Intinya, budaya leluhur harus kita pelajari sehingga tahu dimana letak kelebihan dan kekurangannya. Mengetahui hal itu, akan memudahkan kita untuk melestarikan budaya yang sudah sesuai dengan Islam, sekaligus dapat menyempurnakan dengan budaya-budaya yang lebih baik, imbuhnya.
Saat ditemui PPQ Al-Amin Purwokerto, Akhsan Ustadhi, sekretaris PCNU Kabupaten Bogor mengatakan bahwa NU konsisten terhadap, tradisi-tradisi lokal (masyarakat Bogor,red), bahkan selama ini NU lah sebagi garda terdepan dalam menjaga kearifan lokal. Mengenai acara ini, Akhsan mengatakan "Momen ini selain dalam rangka seminar budaya juga merupakan ajang penguatan jamiyah,"
Redaktur: Mukafi Niam
Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/38596/nu-bogor-perkokoh-masyarakat-madani-berbasis-kearifan-lokal
EmoticonEmoticon