Sleman, PPQ Al-Amin Purwokerto. Keberadaan pondok pesantren dalam rentang sejarahnya perlu selalu dibaca sebagai warisan dan juga kekayaan budaya-intelektual Nusantara. Oleh karena peran sejarah yang dimainkannya, dalam sejumlah aspek tertentu, pesantren perlu dipandang sebagai benteng pertahanan kebudayaan itu sendiri.
Demikian KH Jazilus Sakhok Ph.D yang akrab disapa Gus Sakhok membuka diskusi bersama tamu kunjungan dari APTEP (Asia Pasific Theologi Encounter Programe) di STAI Sunan Pandanaran, Yogyakarta, Jumat (8/05), pagi.
Hasil Akulturasi, Kitab Kuning Cerminkan Kelembutan Islam (Sumber Gambar : Nu Online) |
Hasil Akulturasi, Kitab Kuning Cerminkan Kelembutan Islam
"Pesantren merupakan institusi pendidikan tertua di Indonesia yang bertujuan untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral dan nilai Islam sebagai pedoman hidup bermasyarakat sehari-hari" terang Gus Sakhok.Ia menjelaskan, pesantren merupakan hasil pergulatan dan dialektika kebudayaan yang kreatif, antara tradisi, masyarakat, dan pola interaksi kiai-santri-kitab kuning. Karenanya keunikan pesantren juga terlihat pada sifat akulturatif yang menghargai kultur dan tradisi lokal secara halus dan kreatif, sehingga terhindar dari konflik.
PPQ Al-Amin Purwokerto
PPQ Al-Amin Purwokerto
"Salah satu unsur dari pesantren yang berperan penting dalam membentuk karakter Islam yang jauh dari karakteristik ekstrem dan radikal adalah kitab kuning. Kitab kuning adalah tradisi klasik warisan Wali Songo dan para ulama Nusantara. Kitab kuning itu mencermikan kelembutan Islam, sebab terdapat akulturasi budaya di dalamnya," imbuhnya.Gus Sakhok mengatakan, kitab kuning difungsikan oleh kalangan pesantren sebagai rujukan dan paduan nilai-nilai universal dalam menyikapi perubahan zaman. Aspek dinamis yang diperlihatkan kitab kuning adalah adanya transfer pembentukan tradisi keilmuan tauhid-fiqih-sufisme yang didukung penguasaan ilmu-ilmu instrumental, seperti nahwu dan sharaf (adab).
"Karenanya, tanpa kitab kuning dalam pengertian yang lebih luas, tradisi intelektual di Indonesia agaknya sulit untuk keluar dari kecenderungan ekstremitas pemahaman keagamaan," pungkasnya. (Anwar Kurniawan/Mahbib)
Dari (Pesantren) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/59394/hasil-akulturasi-kitab-kuning-cerminkan-kelembutan-islam
PPQ Al-Amin Purwokerto
EmoticonEmoticon